Minggu, 08 Mei 2011

nge-GANK bareng MBL

Masa remaja adalah zaman membentuk pribadi. Pada saat itu, biasanya remaja masih suka ikut-ikutan dan membentuk kelompok yang biasa disebut geng, entah geng positif atau geng negatif. Selidik punya selidik, ternyata di MAYOGA juga ada sebuah geng yang cukup solid. Dirintis oleh anak-anak yang unik, membentuk geng yang unik. Mereka mempunyai satu tujuan dan satu idola yang sama yang melatarbelakangi mereka membentuk geng antic tersebut. Yah…… bisa dibilang sekelompok fans yang fanatik, lah. Penasaran?

Geng itu diberi nama MBL alias Mayoga Book Lovers. Yaitu anak-anak yang doyan buku dan mangkalnya di perpustakaan. Semacam Bookaholic? Yup! Mereka benar-benar pecinta dan penggila buku! Bisa disimpulkan geng ini adalah geng positif.
Untuk memacu dan memicu semangat, biasanya orang butuh sloga atau motto. Nah, kalimat ajaib yang dipilih anak MBL setelah berunding di meja bundar adalah “ Bukan Generasi Tulalit!”. Kedengaran agak aneh, ya? Tapi kalau dipikir-pikir, memang benar membaca bisa membuat kita bewawasan luas dan nggak tulalit. Akhirnya, slogan inilah yang dapat membuat anak-anak MBL tetep maju dan membaca, walaupun sebenarnya udah senang mbaca dari sononya. Anak MBL punya keistimewaan tersendiri dan diperlakukan istimewa oleh pihak perpustakaan. Karena memang sebenarnya, MBL itu adalah anak perpustakaan Mayoga. Salah satunya adalah berkesempatan meminjam empat buku dalam sekali waktu peminjaman. Sedangkan siswa Mayoga lain hanya boleh meminjam dua buku dalam satu waktu. Dengan begitu, pengetahuan anak MBL bisa dibilang berwawasan lebih luas.

Ber-MBL juga melatih berorganisasi. Walaupun geng, MBL punya struktur organisasi yang rapih dan teratur. MBL juga punya penanggung jawab alias pelindung sendiri, yaitu Bapak Aviv dan Bapak Zaenal. Sedangkan ketua gengnya adalah kak Yunan Ardianto dari XI IPS III. Walaupun umur MBL belum dewasa alias baru berdiri, mereka sudah bisa menunjukkan berbagai karya, yang tentunya berhubungan dengan pengembangan buku dan sosialisasinya. Untuk saat ini, mereka telah berhasil mengadakan bedah buku, bazar buku, pelatihan karya tulis (bagi anggota), dll. Untuk kedepannya, MBL sudah menyusun rencana kegiatan yang bakalan dilaksanakan pada tahun ajaran baru tahun 2007 ini. Banyak karya yang menunggu untuk dilirik dan dikemudikan dengan sungguh-sungguh.

Buku, sudah dikenal banyak masyarakat dari berbagai lapisan. Tapi budaya membaca agaknya masih belum terjamah di Indonesia, hanya sebagian kecil saja yang sudah menyentuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa tugas MBL dan pencinta buku dimana aja masih menanti untuk diselesaikan. Kembangkan budaya baca, yuk? Dengan usaha yang keras dan tekat yang kuat, MBL akan berusaha menciptakan generasi yang nggak tulalit, setidaknya untuk diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar